tuar toaur duer

Sabtu, 07 November 2015

CERPEN



CERPEN

inilah contoh cerpen, yang insya'allah membantu. walaupun menurut saya tidak membantu. selamat membaca semoga nggak trhibur

ROK MELOROT

Ceritaku ini berawal ketika Aku berusia tujuh tahun dan saat itu juga Aku menjadi siswa baru di SD Negeri Ngemplak yang letaknya tidak jauh dari rumahku atau tepatnya di Desa Tawangsari. Bagiku SD itu lumayan bagus walaupun terletak di daerah pedesaan. Di SD inilah Aku mempunyai pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.
Sebelum bersekolah di SD Negeri Ngemplak, Aku bersekolah di TK Pertiwi 1 Tawangsari dan duduk di kelas nol besar atau TK B. Disana Aku mempunyai dua sahabat dekat yang sangat baik kepadaku. Ketika di sekolah maupun di rumah kita terkadang bemain bersama, mengerjakan PR besama, berangkat dan pulang sekolah bersama , bahkan mandi di sungai bersama.
 Kedua sahabatku itu bernama Ira dan Tyas. Ira merupakan sahabat yang paling dekat denganku daripada Tyas. Mungin karena Ira satu desa denganku yang menyebabkan aku lebih akrab dengannya dan Ira sering bermain kerumahku sepulang sekolah dari pada Tyas. Tyas tidak terlalu sering kerumahku, bukan karena Rumahku dengan rumahnya terlalu jauh, tetapi karena Pak Saputra yang merupakan ayah dari tyas itu terkenal galak. Sehingga Tyas takut jika bermain kerumahku.
Selain Ira dan Tyas Aku juga mempunyai teman yang kebetulan tetangga dekatku atau dapat dikatakan teman lima langkah dari rumahku, karena rumahnya bersebelahan denganku . Teman sekaligus tetangggaku itu biasa Aku panggil Mbak Wulan. Aku memanggilnya dengan sebutan mbak karena umur Mbak Wulan lebih tua dariku dengan selisih umur satu tahun lebih tiga bulan. Berbeda dengan Ira yang biasa bermain kerumahku sepulang sekolah, Mbak wulan hanya bermain kerumahku ketika setelah adzan magrib, karena Mbak Wulan terbiasa tidur siang dan ketika tidur sulit untuk dibangunkan.

Waktu untuk belajar di TK Pertiwi 1 Tawangsari hampir berakhir para orang tua mualai mempersiapkan sekolah lanjutan baru yang dirasa berkualitas dan nyaman untuk anak-anaknya. Ada orang tua yang mendatarkan anaknya ke SD, MI, maupun Pondok, tetapi diantara  banyak orang tua 80% mendaftarkan anaknya ke SD. Termasuk orang tuaku dan orang tua kedua sahabatku juga mendaftarkan anaknya ke SD Negeri Njalinan.
Azan tanda sholat magrib sedang dikumandang Aku dan Mbak Wulan berangkat bersama menuju mushola yang ada di desa kami. Di mushola Aku dan Mbak Wulan bertemu dengan Ira yang sedang menungguku di teras mushola. Sebelum sholat di mulai Ira menceritakan tentang seragam SD barunya yang dibeli di toko josena. ”tadi siang aku diajak ibu membeli seragam baru untuk SD di toko josena”,begitu jelasnya. Aku dan Mbak Wulan hanya diam saja mendengarkan cerita Ira tentang seragam barunya itu.
Sholat sudah dimulai, semua jamaah mengikuti setiap gerakan imam dengan khusuk. Seperti biasanya, Aku dan Mbak Wulan setelah sholat pulang terlebih dahulu, sedangkan jamaah lainya masih di masjid, karena biasanya setelah sholat magrib diadakan tausiah yang disampaikan  imam. Kegiatan  tausiyah itu diberikan untuk menunggu waktu sholat isya dan memberi bekal tentang keagamaan kepada masyarakat di desa kami.
Aku dan Mbak Wulan pulang terlebih dahulu untuk bermain bersama di rumahku. Sebelum ke rumahku, Mbak Wulan mengembalikan mukena kerumahnya terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian Mbak Wulan datang ke rumahku dengan membawa setoples cemilan yang akan dibagikan kepadaku. Ketika Mbak Wulan datang, Aku sedang menyaksikan acara TV kartun sponbob. Tiba tiba Mbak Wulan duduk di sampingku untuk menyaksikan kartun tersebut dan menikmati cemilan.
Saat sela-sela iklan dan menunggu kartun sponsbob dimulai lagi, aku bertanya kepada wulan bagaimana perbedaan antara TK dan SD. Yang kebetulan Mbak Wulan akan naik kelas dua dibangku sekolah dasar.”Mbak apa perbedaan antara TK dan SD?”,tanyaku kepada Mbak Wulan. Lalu Mbak Wulan menjawab dengan singkat, ”tentu ada banyak perbedaannya”. Dengan penuh keingintahuan aku mencoba bertanya lagi,”lalu apa perbedaan itu ?”. Mbak Wulan pun menjawab, ”di SD gurunya galak,  sering diberi tugas serta mata pelajaran SD lebih banyak dan susah”.

Setelah mendengarkan cerita tentang SD yang terlihat lebih berat dari pada TK. Aku pun berpikir tidak mau sekolah di SD dan lebih memilih untuk tetap belajar di TK saja karena di TK Aku mempunyai guru yang bernama Bu Yeni. Guru itu memang baik, tidak pernah marah, mengajarkan ilmu dengan sabar, dan yang paling Aku sukai dari Bu Yeni yaitu ketika mendongeng. Ketika mendongeng semua siswa mendengarkan dengan antusias karena setelah mendongeng biasanya Bu Yeni memberikan pertanyaan dan bagi siswa yang dapat menjawab akan diberi hadiah.
Besok adalah hari pertamaku duduk di bangku Sekolah Dasar. Siang ini Aku diajak kedua orang tuaku untuk membeli seragam sekolah baru ditempat Ira membeli seragam SD . ”Nduk, ayo beli seragam baru”, begitu ajaknya. Karena telah mendengar cerita Mbak Wulan tentang SD aku menjawab, “aku gak mau sekolah di SD aku aku pilih sekolah di TK saja”. Sambil tertawa ibuku mencoba merayuku dengan berbagai cara, tetapi aku tetap tidak mau.
Akhirnya kedua orang tuaku memarahiku . kemudian aku menangis dan masuk kamar serta tak lupa untuk menguci pintu kamar dengan tujuan agar orang tuaku tidak bisa masuk ke kamarku dan mencoba untuk memarahiku lagi. Ketika orang tuaku menungguku di kamar tamu. Di kamar Aku  memikirkan cara untuk keluar kamar tanpa di ketahui ibuku. Akhirnya Aku menemukan cara, yaitu keluar kamar lewat jendela yang ada di kamarku. Dengan hati-hati Aku membuka jendela agar tidak diketahui orang tuaku.
Berkat kehati-hatian itu Aku dapat keluar rumah tanpa ketahuan orang tuaku. Dengan secepat mungkin Aku berlari menuju rumah nenek yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari rumahku. Mungkin saat itu orang tuaku mengira Aku pergi bermain ke rumah temanku. Sehingga orang tuaku tidak mencariku dan membelikan seragam SD dan segala keperluan sekolah lainya sendiri tanpa mengajaku.
 Hari hampir petang, aku pulang ke rumah diantar nenekku. Tiba- tiba orang tuaku datang membawa seragam SD, kemudian aku disuruh untuk mencobanya tetapi aku tidak mau mencobanya.
Hari  pertama bersekolah di SD Negeri Ngemplak pun tiba. Aku dengan terpaksa mau bersekolah di SD, karena jika Aku sekolah di SD Aku akan diberikan hadiah orang tuaku berupa sepeda baru warna merah muda. Dengan semangat Aku memakai seragam baruku. Tenyata  seragamku kebesaran terutama roknya,tetapi masalah itu dapat di atasi dengan menggunakan ikat pinggang. Tubuhku yang kecil dan mungil seakan diselimuti oleh baju seragam itu.
Aku berangkat ke sekolah bersama kedua sahabatku dan Mbak Wulan. Setelah merasakan sehari belajar di SD, ternyata semua cerita Mbak Wulan tentang SD itu semuanya salah. Aku pun semakin semangat untuk belajar di SD bersama teman –teman lainnya. Hari demi hari aku lewati dengan menyenangkan dan semangat belajar yang tinggi
Hari ini hari jumat, seperi sekolah pada umumnya para siswa diwajibkan memakai  seragam pramuka. Seragam pramukaku juga kebesaran bahkan lebih besar dari seragam sebelumnya yang telah aku pakai. Pada waktu itu, ikat pinggang yang biasa kugunakan untuk membantu seragamku yang kebesaran menghilang dari gantungan baju. Dengan terpaksa  Aku sekolah  tidak mengenakan ikat pinggang.
Waktu itu SD Negei Ngemplak mangadakan jumat sehat yang diisi dengan senam sehat yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah. Dalam senam itu aku  berada di baris paling depan. Rasa was-was tentang kondisi seragamku ini membuatku takut apabila rokku nanti melorot.sehingga aku harus selalu memengangi rokku.
Gerakan demi gerakan Aku tirukan dengan penuh perhatian dan tak lupa terus memegangi rokku. Hingga suatu ketika pada gerakan senam bagian inti yang gerakanya dinamis, membuat aku terlena dan membuatku lupa untuk memegangi rokku. Tiba-tiba rokku melorot padahal waktu itu Aku hanya memakai celana dalam karena sewaktu di TK terbiasa tidak memakai celana pendek. Seluruh peserta senam menertawakanku . dengan secepat kilat Aku menarik kembali rokku. Walaupun dengan rasa malu Aku tetap melanjutkan senam hingga selesai.
Seperti itulah, ceritaku semasa awal duduk di bangku Sekolah Dasar di yang tidak akan pernah terlupakan.




------ TAMAT------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar